Pentingkah Pembelajaran Sastra Interdisipliner?

Nama : Yuliati

NPM : 22102071023

Sastra dan Komunikasi,

Pentingkah Pembelajaran Sastra Interdisipliner?

Dalam kehidupan sehari-hari sastra ibaratkan piring, yang mewadahi segala macam makanan, jajan, buah, bahkan kisah. Begitupun dalam sastra, yang memuat beragam aspek kehidupan, mulai dari budaya, agama, politik, ras, dan lain-lain. Sastra juga sebagai media perantara untuk menyampaikan gagasan, pesan, atau informasi kepada pembaca atau penikmatnya.

Menurut Sumardjo & Saini (1997:3) Sastra adalah ungkapan ekspresi manusia berupa karya tulisan atau lisan berdasarkan pemikiran, pendapat, pengalaman, hingga ke perasaan dalam bentuk yang imajinatif, cerminan kenyataan atau data asli yang dibalut dalam kemasan estetis melalui media bahasa. Sedangkan menurut Saryono (2009:8) bahwa sastra mempunyai kemampuan untuk merekam pengalaman yang empiris-natural maupun pengalaman yang nonempiris-supernatural.

Sederhananya sastra adalah wadah untuk menuangkan gagasan dan sebagai media untuk memyampaikan pesan kepada pembaca/ penikmat yang dikemas dengan cerita fiktif ataupun realistis. Sastra juga memudahkan manusia untuk menyampaikan gagasan secara elegan dan halus. Sebagai contoh, ketika penulis tidak bisa memyampaikan pesan religius kepada khalayak dikarenakan penulis bukan seorang ustad atau kyai. Akan tetapi dengan sastra penulis bisa menuangkan pesan atau amanah terhadap pembacanya. Dengan demikian sastra dapat dikanatakan sebagai media komunikasi.

Komunikasi adalah bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain, baik dalam kehiduapan sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat, atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi.

Dalam lapangan sastra, karya sastra dengan keutuhannya secara semiotik dapat dipandang sebagai sebuah tanda (Sobur, 2009:141). Sastra menjadi bahasa untuk berkomunikasi dengan bidang-bidang lainnya yang berkembang sesuai dengan perubahan masyarakat dimana ia hidup. satu wujud karya seni yang bermediumkan bahasa. Tanggapan pengarang terhadap fenomena yang ada dalam masyarakat, sebagai altenatif solusinya. Karya sastra merupakan komunikasi antara penulis dan pembacanya. Bentuk komunikasi yang terjalin berupa karya sastra. Apa yang ditulis sastrawan di dalam karya sastranya adalah apa yang ingin diungkapkan sastrawan kepada pembacanya. Selanjutnya, sastrawan dalam menyampaikan idenya tidak bisa dipisahkan dari latar belakangnya dan lingkungannya (alam semesta) (Wahyudi:178). Dengan demikian, naytalah kalau sastra merupakan piranti untuk berkomunikasi. Maka dalam sastra juga memasukkan prinsip-prinsip komunikasi, seperti komunikator, media atau saluran, komunikan, pengaruh, dan umpan balik. Prinsip komunikasi yang dimagsud dalam sastra berkaitan dengan sastrawan, penikmat dan pembaca karya sastra, dan karya sastra. Adapun pengaruh dan umpan balik, dapat berkaitan dengan harapan sastrawan dan motif sastrawan menciptakan suatu karya sastra

Komunikasi dapat berjalan dengan lancar ketika terdapat penutur dan lawan tutur, komunikasi dapat berupa verbal atau non verbal. Komunikasi yang dilakukan melalui tulisan kerap terjadi kesalah pahaman yang fatal karena salah huruf dalam penulisan makan akan mengakibatkan kesalah pahaman. Begitupun dengan komunikasi menggunakan lisan, yang akan dipengaruhi oleh nada bicara, volume, dan penggunaan diksi. Terkadang komunikasi secara lisan terjadi kesalah pahaman ketika penutur atay lawan tutur mrnggunakan nada bicara kasar atau tegas dan volume yang tinggi dengan pemilihan diksi kurang tepat sehingga mengakibatkan kesalahpahaman atau sulitnya memahami informasi yang diperoleh.

Dengan demikian hadirnya sastra dapat memudahkan manusia dalam penyampaian informasi. Secara garis besar media komunikasi massa dapat digolongkan ke dalam dua hal, yaitu media cetak atau print buku, majalah, surat kabar, dan film khususnya film komersial, serta media broadcasting yaitu radio dan televisi. Media cetak sebagai salah satu bentuk media komunikasi umumnya memiliki fungsi sebagai pemberi informasi, artikel majalah yang lebih bersifat mempengaruhi, dan noveyang mempunyai fungsi utama untuk menghibur. Selain itu novel juga memberi informasi dan mempersuasi pembacanya. Sastra juga sebagai media untuk memperbanyak pengetahuan baik perihal budaya, politik, sosial, pendidikan, ataupun yang lain.

Salah satu novel yaitu Novel Bidadari Berkalam Ilahi diterbitkan pertama kali pada tahun 2010. Novel ini mengisahkan bumi cinta fikri yang bertekuk lipat, mulai dari kasih tak sampai, dendam kesumat, dan kemarahan yang bergemuruh. Novel Bidadari Berkalam Ilahi termasuk novel religius yang banyak diminati oleh masyarakat. Cerita novel Bidadari Berkalam Ilahi diperoleh dari mengeksplorasi kisah percintaan, persahabatan dan pendidikan, dengan bahasa yang sederhana imajinatif, namun tetap memperhatikan kualitas isi. Novel Bidadari Berkalam Ilahi menarik untuk diteliti dan dibatasi pada segi gaya bahasa. Berdasarkan segi gaya bahasa karena setelah membaca novel Bidadari Berkalam Ilahi, peneliti menemukan ada banyak gaya yang digunakan pengarang dalam menyampaikan kisah Bidadari Berkalam Ilahi Pemimpi dalam menggunakan gaya bahasa dimana dan kapan karya sastra itu diciptakan. Berdasakan uraian tersebut karya sastra dapat diartikan sebagai karya yang lahir ditengahtengah masyarakat sebagai hasil dari imajinasi pengarang dan refleksi terhadap gejala-gejala yang ada disekitarnya. Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Novel adalah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya. Unsurunsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat mirip dengan dunia yang nyata lengkap dengan peristiwa-peristiwa di dalamnya, sehingga nampak seperti sungguh ada dan terjadi. Unsur inilah yang akan menyebabkan karya sastra (novel) hadir. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur yang secara langsung membangun sebuah cerita. Keterpaduan berbagai unsur intrinsik ini akan menjadikan sebuah novel yang sangat bagus. Kemudian, untuk menghasilkan novel yang bagus juga diperlukan pengolahan bahasa.

Hadirnya sastra interdisipliner memudahkan komunikasi terkait pengedukasian secara halus dan indah. Melalui karya sastra para penulis dengan mudah menuangkan gagasan melalui diksi-diksi indah, pembaca tanpa sadar memasuki pola pikir penulis sehingga proses penyampaian gagasan dari penulis ke pembaca/ penikmat akan tersampaikan dengan baik (terjalin komunikasi secara tidak langsung).

Leave a Reply